4. Tidak minum cukup air
Aturan minum air delapan gelas per hari bukan sekadar mitos belaka. Pasalnya, tubuh memang membutuhkan cukup cairan untuk bekerja dengan baik. Kurang minum air dapat membuat kulit mengalami dehidrasi sehingga tampak kering dan tidak bercahaya.
5. Pemakaian obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering, antara lain obat hipertensi, obat penurun lemak darah, diuretik, obat anti-rematik, obat golongan retinoid (baik bentuk minum maupun oles) dan kortikosteroid oles (pada penggunaan tak terkontrol jangka panjang). Obat-obat untuk pengobatan jerawat bisa membuat kulit wajah mengelupas dan mengalami kekeringan. Adapun berbagai obat jerawat oles yang menimbulkan efek samping ini yaitu retinol, asam glikolat, asam salisilat, dan benzoil peroksida. Isotretinoin oral juga dikenal dapat menyebabkan risiko kering pada kulit.
6. Gejala penyakit tertentu
Penyakit-penyakit tertentu memiliki gambaran kulit kering, antara lain golongan penyakit inflamasi (dermatitis atopik, psoriasis, dermatitis perioral, dan dermatitis seboroik), penyakit bawaan seperti iktiosis, penyakit endokrin dan metabolik (gagal ginjal, gagal hati, diabetes melitus, hipotiroid, hiperparatiroid), penyakit infeksi (skabies, infeksi jamur), penyakit darah (polisitemia vera), dan penyakit keganasan (limfoma, multiple myeloma) .
7. Faktor Hormonal
Pada saat menopause, andropause, dan kehamilan, kulit dapat timbul keluhan kering pada kulit dikarenakan perubahan keseimbangan hormon.
8. Pekerjaan atau Hobi
Pada saat menopause, andropause, dan kehamilan, kulit dapat timbul keluhan kering pada kulit dikarenakan perubahan keseimbangan hormon.
9. Lain-lain
Diet yang berlebihan dan kondisi malnutrisi mengakibatkan keseimbangan asupan nutrisi, cairan, dan elektrolit terganggu, sehingga produksi pelembap kulit akan terganggu dan kulit menjadi lebih kering.
Kebiasaan merokok dan minum alkohol pun turut berperan membuat kulit menjadi kering.
Penyakit gangguan jiwa seperti obsessive compulsive disorders yang sering berulang kali mencuci tangan, juga merupakan faktor pencetus kulit kering.
Faktor stres (stres fisik maupun emosional) serta kurang tidur pun dapat membuat kulit menjadi lebih kering.
Faktor-faktor risiko kondisi ini
Siapa pun dapat bermasalah dengan kulit yang mengering. Akan tetapi, risikonya lebih tinggi pada orang-orang dengan kondisi berikut.
- Genetik atau keturunan, pada orang-orang yang memiliki riwayat atau keturunan atopik (asma, konjungtivitis alergi, rinitis alergi)
- Berusia di atas 40 tahun.
- Tinggal di daerah beriklim kering, dingin, atau memiliki kelembapan udara yang rendah.
- Memiliki pekerjaan yang mengharuskan Anda bersentuhan dengan air setiap hari.
- Sering berenang di kolam yang mengandung klorin.
Diagnosis & pengobatan kulit kering
Bagaimana kondisi ini didiagnosis?
Untuk mendiagnosis kulit kering alias xerosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat medis Anda. Hal ini juga mencakup kapan tanda-tanda kulit kering muncul, apa yang memperburuknya, cara merawat kulit, dan lain-lain.
Selain itu, dokter juga akan melakukan tes diagnostik bila kulit kering diduga muncul akibat kondisi medis tertentu.
Apa saja pengobatan untuk kulit kering (xerosis)?
Pada banyak kasus, kulit kering dapat diatasi melalui berbagai perawatan rumahan. Namun, jika masalah kulit Anda cukup parah, dokter akan merekomendasikan pengobatan khusus yang dapat mengatasi kondisi akut yang sedang dialami dan mencegah progresivitas kering yang terjadi
Kondisi kulit yang sangat kering juga dapat diatasi dengan obat resep kortikosteroid atau modulator sistem imun seperti tacrolimus dan pimecrolimus. Obat ini membantu menghilangkan rasa gatal, kemerahan, dan pembengkakan.
Perlu diingat bahwa beberapa jenis krim untuk kulit kering cukup membuat perih saat dipakai pada kulit yang memiliki eksim atau mengalami pecah-pecah. Jadi, Anda perlu menyebutkan riwayat medis terkait kulit Anda serinci mungkin dan bila tidak ada perbaikan segera kunjungi dokter spesialis kulit terdekat
Pengobatan di rumah
Berbagai gaya hidup dan perawatan rumahan di bawah ini dapat membantu Anda mengatasi kulit kering bersisik.
1. Rutin menggunakan pelembap untuk kulit kering
Mengoleskan pelembap secara teratur (minimal 2 kali sehari setelah mandi) bisa membantu membuat kulit kering menjadi lebih lembut dan halus. Pelembap yang tepat akan berperan sebagai pelindung lapisan teratas kulit yang mencegah penguapan air berlebih dari kulit.
Biasanya produk ini mengandung tiga jenis bahan utama yaitu sebagai berikut.
- Humektan dengan fungsi utama untuk menarik air masuk ke lapisan korneum. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol, asam hialuronat, dan lesitin.
- Oklusif, dengan membentuk lapisan fisik tidak aktif di permukaan kulit untuk mencegah penguapan dari dalam kulit. Contohnya adalah petrolatum, mineral oil, dan lanolin
- Emolien yang berperan menghaluskan kulit dengan cara mengisi ruang di antara sel-sel kulit. Contoh emolien adalah asam linoleat dan laurat.
- Protein rejuvenators, protein dengan berat molekul kecil berfungsi untuk membantu peremajaan kulit dengan mengisi kembali protein esensial kulit. Contohnya adalah kolagen, elastin, dan keratin
Secara umum, semakin padat dan berminyak tesktur suatu pelembap, akan semakin efektif pula fungsinya untuk menjaga kelembapan kulit namun kekurangannya adalah timbul ketidaknyamanan karena lebih lengket. Oleskan pelembap secara rutin minimal 2 kali sehari, terbaik penyerapannya apabila dioleskan segera setelah mandi. Sebaiknya pilihlah pelembap yang mengandung bahan yang efektif sesuai kondisi keringnya kulit anda, lebih baik lagi bila tidak mengandung pewangi atau pewarna yang berisiko menimbukan iritasi atau alergi pada kulit yang sensitif. Jika anda bingung untuk memilih pelembap yang tepat, segera lah berkonsultasi ke dokter spesialis kulit terdekat.
Untuk situasi pandemi saat ini dimana kita sering menggunakan hand sanitizer atau sering mencuci tangan, maka pelembap dianjurkan untuk dioleskan sesering mungkin segera setelah kita selesai mencuci tangan.
2. Menggunakan produk mandi berbahan lembut
Pilihlah produk pembersih kulit berbahan lembut yang sesuai dengan pH kulit dan mengandung pelembap, lebih baik lagi jika tidak menggunakan pewangi maupun pewarna. Jika Anda ragu akan kandungan suatu produk, tanyakan pada dokter guna menentukan produk apa yang sesuai untuk kulit Anda.