Definisi kulit kering
Kulit kering adalah masalah yang terjadi ketika lapisan kulit paling atas (epidermis) tidak mendapatkan kelembapan yang cukup. Akibatnya, kulit terlihat bersisik, kasar, mengelupas, hingga merah dan pecah-pecah.
Dalam istilah medis, kulit kering disebut juga dengan xerosis. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja, tapi paling umum terlihat pada bagian tubuh yang mengandung kelenjar minyak paling sedikit seperti tungkai bawah, lengan bawah, tangan, serta kaki
Siapa pun bisa terkena kondisi kulit yang satu ini, tapi orang lanjut usia biasanya lebih rentan. Hal ini disebabkan karena lansia mengalami perubahan proses keratinisasi dan penurunan produksi lemak atau pelembap kulit. Selain itu faktor eksternal dari lingkungan juga berperan seperti berada di ruangan ber-AC, sering menggunakan sabun cuci tangan, dan mandi menggunakan air panas.
Kulit yang mengalami xerosis cenderung lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan. Jika kulit Anda amat kering dan tidak dirawat, ada sederet komplikasi yang mengintai, mulai dari infeksi bakteri, eksim (dermatitis), hingga retakan kulit yang berdarah.
Meski demikian, kondisi ini tentu bisa ditangani dengan mengurangi faktor-faktor yang meningkatkan risikonya. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Gejala kulit kering (xerosis)
Kulit yang kering (xerosis) umumnya menunjukkan ciri-ciri khusus sebagai berikut.
- Kulit terasa kasar dan tampak tidak rata.
- Kulit terasa kencang dan ketat, terutama setelah mandi.
- Kulit bersisik, mengelupas, atau pecah-pecah.
- Kulit yang pecah-pecah terkadang bisa basah dan berdarah.
- Kulit lebih sering terasa gatal (pruritus).
- Terdapat perbedaan warna pada kulit, misalnya kemerahan atau keabuan.
- Muncul garis putih ketika anda menggaruk kulit.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Kapan harus ke dokter karena kulit kering (xerosis)?
Kulit yang mengering biasanya bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup dan perawatan di rumah. Akan tetapi, Anda perlu segera pergi ke dokter jika terdapat kondisi berikut.
- Kondisi kulit tak kunjung membaik meskipun sudah dirawat.
- Kulit kering disertai kemerahan atau basah pada permukaannya.
- Kulit sangat kering dan gatal hingga mengganggu tidur.
- Terdapat luka terbuka atau infeksi bernanah akibat goresan pada kulit yang terlalu kering.
- Area kulit kering yang bersisik dan mengelupas sudah terlalu luas
Jangan sepelekan berbagai tanda pada kulit yang sudah mengganggu kegiatan Anda sehari-hari. Pasalnya, gejala yang Anda alami mungkin saja menandakan penyakit kulit tertentu.
Penyebab kulit kering
Berikut sejumlah hal yang sering menyebabkan xerosis.
1. Cuaca dingin atau panas
Kulit biasanya berada pada kondisi paling kering saat cuaca dingin atau kering. Angin dingin pada musim winter membuat kulit menjadi kering. Pada saat ini, suhu dan kelembapan udara menurun sehingga penguapan akan tinggi dan membuat kulit menjadi kering. Selain itu, iklim panas selama musim kemarau juga bisa membuat kulit mengering dan mengalami dehidrasi karena terjadi pengeluaran keringat berlebih.
2. Paparan sinar matahari
Paparan sinar matahari dalam iklim apa pun bisa membuat kulit mengalami dehidrasi. Paparan sinar matahari berlebih menyebabkan berkurangnya kadar asam lemak esensial kulit serta memperlambat proses pergantian kulit. Hal ini akan menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, dan bersisik.
3. Mandi air hangat terlalu lama
Mandi dengan air hangat memang terasa menenangkan. Namun, kebiasaan ini justru dapat membuat kulit mengering dan bersisik bila dilakukan terlalu lama. Dampak serupa pun bisa terjadi jika Anda menggunakan air yang terlalu panas.
Oleh karena itu, batasi waktu mandi Anda agar tidak lebih dari 10 menit. Pastikan juga suhu air yang Anda gunakan tidak terlalu panas (suam-suam kuku saja), tidak melebihi suhu 37 derajat Celcius agar kulit tidak kering.
3. Penggunaan sabun dan deterjen yang keras
Sabun, deterjen, dan produk pembersih mengandung surfaktan serta berbagai zat kimia yang dapat menghilangkan kelembapan kulit. Penggunaan terus menerus terutama pada individu yang memiliki genetik kulit kering dapat meningkatkan risiko hilangnya kelembapan alami kulit.
4. Tidak minum cukup air
Aturan minum air delapan gelas per hari bukan sekadar mitos belaka. Pasalnya, tubuh memang membutuhkan cukup cairan untuk bekerja dengan baik. Kurang minum air dapat membuat kulit mengalami dehidrasi sehingga tampak kering dan tidak bercahaya.
5. Pemakaian obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering, antara lain obat hipertensi, obat penurun lemak darah, diuretik, obat anti-rematik, obat golongan retinoid (baik bentuk minum maupun oles) dan kortikosteroid oles (pada penggunaan tak terkontrol jangka panjang). Obat-obat untuk pengobatan jerawat bisa membuat kulit wajah mengelupas dan mengalami kekeringan. Adapun berbagai obat jerawat oles yang menimbulkan efek samping ini yaitu retinol, asam glikolat, asam salisilat, dan benzoil peroksida. Isotretinoin oral juga dikenal dapat menyebabkan risiko kering pada kulit.
6. Gejala penyakit tertentu
Penyakit-penyakit tertentu memiliki gambaran kulit kering, antara lain golongan penyakit inflamasi (dermatitis atopik, psoriasis, dermatitis perioral, dan dermatitis seboroik), penyakit bawaan seperti iktiosis, penyakit endokrin dan metabolik (gagal ginjal, gagal hati, diabetes melitus, hipotiroid, hiperparatiroid), penyakit infeksi (skabies, infeksi jamur), penyakit darah (polisitemia vera), dan penyakit keganasan (limfoma, multiple myeloma) .
7. Faktor Hormonal
Pada saat menopause, andropause, dan kehamilan, kulit dapat timbul keluhan kering pada kulit dikarenakan perubahan keseimbangan hormon.
8. Pekerjaan atau Hobi
Pada saat menopause, andropause, dan kehamilan, kulit dapat timbul keluhan kering pada kulit dikarenakan perubahan keseimbangan hormon.
9. Lain-lain
Diet yang berlebihan dan kondisi malnutrisi mengakibatkan keseimbangan asupan nutrisi, cairan, dan elektrolit terganggu, sehingga produksi pelembap kulit akan terganggu dan kulit menjadi lebih kering.
Kebiasaan merokok dan minum alkohol pun turut berperan membuat kulit menjadi kering.
Penyakit gangguan jiwa seperti obsessive compulsive disorders yang sering berulang kali mencuci tangan, juga merupakan faktor pencetus kulit kering.
Faktor stres (stres fisik maupun emosional) serta kurang tidur pun dapat membuat kulit menjadi lebih kering.
Faktor-faktor risiko kondisi ini
Siapa pun dapat bermasalah dengan kulit yang mengering. Akan tetapi, risikonya lebih tinggi pada orang-orang dengan kondisi berikut.
- Genetik atau keturunan, pada orang-orang yang memiliki riwayat atau keturunan atopik (asma, konjungtivitis alergi, rinitis alergi)
- Berusia di atas 40 tahun.
- Tinggal di daerah beriklim kering, dingin, atau memiliki kelembapan udara yang rendah.
- Memiliki pekerjaan yang mengharuskan Anda bersentuhan dengan air setiap hari.
- Sering berenang di kolam yang mengandung klorin.
Diagnosis & pengobatan kulit kering
Bagaimana kondisi ini didiagnosis?
Untuk mendiagnosis kulit kering alias xerosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat medis Anda. Hal ini juga mencakup kapan tanda-tanda kulit kering muncul, apa yang memperburuknya, cara merawat kulit, dan lain-lain.
Selain itu, dokter juga akan melakukan tes diagnostik bila kulit kering diduga muncul akibat kondisi medis tertentu.
Apa saja pengobatan untuk kulit kering (xerosis)?
Pada banyak kasus, kulit kering dapat diatasi melalui berbagai perawatan rumahan. Namun, jika masalah kulit Anda cukup parah, dokter akan merekomendasikan pengobatan khusus yang dapat mengatasi kondisi akut yang sedang dialami dan mencegah progresivitas kering yang terjadi
Kondisi kulit yang sangat kering juga dapat diatasi dengan obat resep kortikosteroid atau modulator sistem imun seperti tacrolimus dan pimecrolimus. Obat ini membantu menghilangkan rasa gatal, kemerahan, dan pembengkakan.
Perlu diingat bahwa beberapa jenis krim untuk kulit kering cukup membuat perih saat dipakai pada kulit yang memiliki eksim atau mengalami pecah-pecah. Jadi, Anda perlu menyebutkan riwayat medis terkait kulit Anda serinci mungkin dan bila tidak ada perbaikan segera kunjungi dokter spesialis kulit terdekat
Pengobatan di rumah
Berbagai gaya hidup dan perawatan rumahan di bawah ini dapat membantu Anda mengatasi kulit kering bersisik.
1. Rutin menggunakan pelembap untuk kulit kering
Mengoleskan pelembap secara teratur (minimal 2 kali sehari setelah mandi) bisa membantu membuat kulit kering menjadi lebih lembut dan halus. Pelembap yang tepat akan berperan sebagai pelindung lapisan teratas kulit yang mencegah penguapan air berlebih dari kulit.
Biasanya produk ini mengandung tiga jenis bahan utama yaitu sebagai berikut.
- Humektan dengan fungsi utama untuk menarik air masuk ke lapisan korneum. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol, asam hialuronat, dan lesitin.
- Oklusif, dengan membentuk lapisan fisik tidak aktif di permukaan kulit untuk mencegah penguapan dari dalam kulit. Contohnya adalah petrolatum, mineral oil, dan lanolin
- Emolien yang berperan menghaluskan kulit dengan cara mengisi ruang di antara sel-sel kulit. Contoh emolien adalah asam linoleat dan laurat.
- Protein rejuvenators, protein dengan berat molekul kecil berfungsi untuk membantu peremajaan kulit dengan mengisi kembali protein esensial kulit. Contohnya adalah kolagen, elastin, dan keratin
Secara umum, semakin padat dan berminyak tesktur suatu pelembap, akan semakin efektif pula fungsinya untuk menjaga kelembapan kulit namun kekurangannya adalah timbul ketidaknyamanan karena lebih lengket. Oleskan pelembap secara rutin minimal 2 kali sehari, terbaik penyerapannya apabila dioleskan segera setelah mandi. Sebaiknya pilihlah pelembap yang mengandung bahan yang efektif sesuai kondisi keringnya kulit anda, lebih baik lagi bila tidak mengandung pewangi atau pewarna yang berisiko menimbukan iritasi atau alergi pada kulit yang sensitif. Jika anda bingung untuk memilih pelembap yang tepat, segera lah berkonsultasi ke dokter spesialis kulit terdekat.
Untuk situasi pandemi saat ini dimana kita sering menggunakan hand sanitizer atau sering mencuci tangan, maka pelembap dianjurkan untuk dioleskan sesering mungkin segera setelah kita selesai mencuci tangan.
2. Menggunakan produk mandi berbahan lembut
Pilihlah produk pembersih kulit berbahan lembut yang sesuai dengan pH kulit dan mengandung pelembap, lebih baik lagi jika tidak menggunakan pewangi maupun pewarna. Jika Anda ragu akan kandungan suatu produk, tanyakan pada dokter guna menentukan produk apa yang sesuai untuk kulit Anda.
3. Menggunakan pelembap udara (humidifier)
Humidifier bekerja dengan menyesuaikan kelembapan di rumah Anda. Dengan begitu, udara di dalam rumah tidak akan terpengaruh oleh cuaca yang panas maupun dingin. Kulit pun tidak mudah menjadi kering karena kelembapannya senantiasa terjaga.
4. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat kontak dengan air atau bahan kimia keras lainnya
Masalah kulit kering, terutama di bagian tangan, sering disebabkan karena detergen atau sabun yang terlalu keras. Di sisi lain, menghindari kontak ini rasanya sulit karena Anda harus kontak dengan air dan deterjen serta sabun setiap hari.
Anda bisa mengatasi ini dengan memakai sarung tangan yang tidak tembus air saat kontak dengan air maupun deterjen/sabun. Untuk yang memiliki alergi dengan bahan lateks, hindari penggunaan sarung tangan berbahan lateks. Dengan begitu, kulit Anda tak akan bersentuhan langsung dengan air serta deterjen/sabun yang bisa mengikis kelembapan alami kulit.
5. Tidak menggosok kulit
Kulit kering dan bersisik mudah sekali terluka. Maka dari itu, hindari menggosok kulit terlalu keras setelah mandi, baik dengan tangan ataupun alat seperti spons dan sikat. Anda hanya perlu menepuk-nepuk kulit dengan handuk untuk mengeringkan tubuh.
Namun, bila berbagai cara yang Anda lakukan tidak juga mengembalikan kondisi kulit seperti semula, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mengetahui penyebabnya.
6. Hindari kontak air dalam waktu lama
Air merupakan salah satu agen iritan yang dapat mengikis kelembapan alami kulit bila terjadi kontak lama. Hindari mandi terlalu lama, usahakan mandi tidak lebih dari 10 menit dengan air yang tidak terlalu panas (suam-suam kuku saja, tidak lebih dari 37 derajat celcius).
Hindari kebiasaan merendam kulit yang kering dengan air garam, dengan cairan antiseptik, dengan air belerang, karena akan membuat kulit makin kering, rusak , dan bahkan dapat terjadi peradangan.
7. Hindari mengoleskan bahan-bahan yang memiliki sensasi panas atau menyengat pada kulit yang sedang kering atau iritasi
Tidak dianjurkan untuk mengoleskan bahan-bahan yang memiliki potensi untuk menimbulkan sensasi panas, menyengat serta iritasi pada kulit yang sedang kering. Contohnya adalah minyak kayu putih, minyak tawon, minyak gosok atau alkohol. Dalam kondisi kulit yang sedang kering dan iritasi, minimalkan megoleskan bahan-bahan yang tidak penting kecuali pelembap.
8. Perbaiki kualitas hidup
Penelitian telah membuktikan bahwa kondisi stres baik fisik maupun emosional dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan mudah gatal. Kelola stres serta hindari stres berlebih untuk menurunkan risiko kulit menjadi kering dan gatal. Hindari juga kebiasaan merokok dan minum alkohol. Perbanyak konsumsi sayur dan buah serta minum air putih yang banyak. Hindari kurang tidur dan lakukan olahraga secara rutin agar kulit menjadi sehat dan tidak kering.
Tempat praktek
RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Senen, Jakarta Pusat
Praktek pribadi
Apotek Lenore, Ruko Pasadena Blok R02-11. Mutiara Gading Timur, Mustikajaya, Bekasi Timur
Instagram
@dokterkulitbicara
@lenore_dermatologist_skincare
@kulitsehatku.official